A. Air Menurut
Al-Qur’an
1.
Al Baqarah ayat
60, 164 dan 249
a.
Al Baqarah ayat
60
Artinya: Dan (ingatlah)
ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu
itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.
sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)[1].
Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran
di muka bumi dengan berbuat kerusakan.
Ingatlah
ketika nabi Musa memohon air untuk kaumnya, lalu kami berfirman: pukullah batu
itu dengan tongkatmu (lalu ia memukulnya) maka memancarkan dari padanya
duabelas (12) mata air. Allah memerintahkan mereka agar memakan dan meminum
dari mata air yang jernih yang dipancarkan Allah dari sebuah batu yang tidak
kokoh dalam bumi sebagai bukti kebesaran Allah.[2]
b.
Al Baqarah ayat
164
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan
apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum
yang memikirkan.
Hujan yang diturunkan
Allah, dari langit dimana dengannya Allah menyuburkan bumi dan menumbuhkan
tanaman-tanamannya yang sebelumnya ia mati dan tidak menumbuhkan tanaman.[3]
c.
Al Baqarah ayat
249
Artinya:
Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya
Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum
airnya; bukanlah ia pengikutku. dan Barangsiapa tiada meminumnya, kecuali
menceduk seceduk tangan, Maka Dia adalah pengikutku." kemudian mereka
meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan
orang-orang yang beriman bersama Dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang
yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan Kami pada hari ini untuk
melawan Jalut dan tentaranya." orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat
mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta
orang-orang yang sabar.”
2.
An Nisaa’ ayat
43
Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu
mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam
Keadaan junub[4],
terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau
sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah
menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu
dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah
Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.
Mengandung
beberapa ketentuan mengenai mandi besar yaitu sebab-sebabnya dan apabila tidak
terdapat air maka yang bias dilakukan apa?[5]
3.
Al Maa’idah ayat
6 dan 83
a.
Al Maa’idah ayat
6
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka
mandilah, dan jika kamu sakit[6]
atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[7]
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
Allah menyeru
orang-orang yang beriman kepada-Nya, kepada rasulnya, janji dan ancaman-Nya
dengan memerintahkan mereka untuk bersuci (thaharah) apabila mereka ingin
melakukan sholat yaitu munajat seorang hamba kepada Rabbnya.[8]
b.
Al Maa’idah ayat
83
Artinya:
dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad),
kamu Lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran)
yang telah mereka ketahui (dari Kitab-Kitab mereka sendiri); seraya berkata:
"Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman, Maka catatlah Kami bersama orang-orang
yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).
Orang beriman dari kaum
Nasrani dengan dibacakannya Al-Qur’an dan mendengarkannya seperti Asshamah
an-Najanji dan banyak kelompok lainnya. Setelah itu, mereka merasa terkesan
kemudian mereka menangis karena telah mengetahui kebenaran dan memohon kepada
Allah agar Dia menuliskan bersama-sama orang-orang yang shahid agar bersama mereka di syurga.
Asy-Syaahidun adalah mereka yang bersaksi tentang keesaan Allah, kenabian
Nabi-Nya lalu menaati Allah dan Rasulnya.[9]
4.
Al A’raaf ayat 50, 160 dan 163
a.
Al A’raaf ayat
50
Artinya:
dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga: " Limpahkanlah kepada Kami
sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu". mereka
(penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya
itu atas orang-orang kafir,
Penghuni
neraka menyeru seperti itu karena merasakan sangat haus dan lapar. Tetapi
Allah telah mengaramkan keduanya.[10]
b.
Al A’raaf ayat
160
Artinya:
dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah
besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya:
"Pukullah batu itu dengan tongkatmu!". Maka memancarlah dari padanya
duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum
masing-masing. dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada
mereka manna dan salwa[11].
(kami berfirman): "Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami
rezkikan kepadamu". mereka tidak Menganiaya Kami, tapi merekalah yang
selalu Menganiaya dirinya sendiri.
Kata
yang bergaris bawah maksudnya mereka meminta air dari-Nya karena haus. Hal itu disebabkan
sedikitnya air yang terdapat di gurun Sinai.[12]
c.
Al A’raaf ayat
163
Artinya: dan Tanyakanlah kepada Bani Israil tentang
negeri[13]
yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu[14],
di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka
terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan
itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan
mereka Berlaku fasik.
Allah menguji bani
Israel karena kefasiran mereka, tidak taat kepada Rabb dan kepada para
Rasulnya.[15]
5.
At Taubah ayat
92
Artinya: dan tiada (pula) berdosa
atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi
mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk
membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata
karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka
nafkahkan.[16]
Bercucuran air mata dan sedih karena tidak dapat
keluar ikut peperangan. Tidak ikut berperang disebabkan oleh:
a.
Adanya uzur yang Syar’i
b.
Mereka adalah orang yang taat
kepada Allah dan Rasulnya
6.
Yunus ayat 4 dan
24
a.
Yunus ayat 4
Artinya:
hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar
daripada Allah, Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya
kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia
memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal
saleh dengan adil. dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang
panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.
Air yang sangat panas
dan siksaan yang sangat menyakitkan merupakan balasan orang-orang kafir yang
tidak percaya akan datangnya hari kiamat.[18]
b.
Yunus ayat 24
Artinya:
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang
Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu
tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.
hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula)
perhiasannya[19],
dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya[20],
tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami
jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit,
seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda
kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.
Perumpamaan duniawi
pada keindahannya yang menipu dan keelokannya yang semu sebagaimana air yang
turun dari langit dan kemudian bercampur dengan tumbuhan-tumbuhan bumi.
Kemudian menyirami tanaman itu sehingga bersih dan suci.[21]
A.
Air
Menurut Hadits
“Tiga hal yang menjadi hak milik publik yaitu: air,
tempat berlindung dan api” (HR.
Ibnu Majah). Dengan demikian sumberdaya air haruslah menjangkau seluruh umat
manusia tanpa pandang bulu dan domisili. Keadilan merupakan pemerataan
pelayanan merupakan kunci yang harus diperhatikan ororitas manapun dalam
pengelolaan sumber daya air.
“Jauhilah tiga macam perbuatan yang dilaknat: buang air
di sumber mata air, di tengah jalan dan dibawah pohon yang teduh”(HR. Abu Dawud, Ibnu Majjah, Al-Hakim dan Baihaqi)
“Janganlah salah seorang kalian di air tergenang dan
janganlah kalian mandi disitu”(HR.
Abu
Dawud)
B.
Air
Menurut Ilmuwan Muslim (Ulama’)
Air
adalah makhluk Allah seperti halnya manusia. Setiap makhluk mempunyai ciri,
sifat dan potensi masing-masing. Secara bahasa kata makhluk diambil dari
kata kerja khalaqa yang artinya mencipta atau membuat. Kata makhluk
merupakan kata benda penderita (isim maf’ul) yang mengadung arti sesuatu yang dibuat atau diciptakan.
Sehingga terlihat jelas perbedaan khalaqa (pencipta) dengan makhluk
(yang diciptakan). [22]
Ibnu
Sina percaya bahwa setiap tubuh manusia terdiri dari empat unsur adalah tanah,
air, api dan udara yang memberikan sifat lembab, sejuk, panas dan kering serta
senantiasa bergantung pada unsure lain yang terdapat dalam alam ini.
C.
Air
Menurut Sains
Air
adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi tetapi tidak di planet lain. Air menutupi
hampir 71% permukaan bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin)
dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga
dapat hadir sebagai awan,
hujan,
sungai,
muka air tawar, danau, uap air,
dan lautan es. Air dalam
obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air,
yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,
meliputi mata air,
sungai,
muara) menuju laut. Pengelolaan sumber
daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta
privatisasi dan bahkan menyulut konflik.[23]
Air
merupakan salah satu dari ciptaan Allah. Ciri-ciri umum air dalam keadaan murni
adalah antara lain:
1.
Wujudnya cair
2.
Tidak berwarna
dan tidak berasa
3.
Memiliki titik
didih 1000C atau 373,150K atau 2120F
4.
Memiliki titik beku 00C atau 273,150K
atau 320F
5.
Bisa melarutkan dan melapukkan benda-benda
6.
Tidak memiliki
bentuk tetap, dinamis dan fleksibel sesuai tempat ia berada
7.
Memiliki rumus
kimia H2O
8.
Memiliki massa
molar 18,0153 g/mol
9.
Memiliki nama
lain: aqua, hidrogen hidroksida dan dinitrogen monoksida[24]
Menurut
Rismunandar (1984) mengungkan bahwa beberapa sifat air yang merusak antara
lain:
1.
Air dapat
menghancurkan benda-benda keras, misalnya: batu-batuan
2.
Air dapat
membawa benda-benda yang lapuk menjadi butiran kasar dan halus ke tempat yang
lebih rendah dari asal semula
3.
Air dapat
melarutkan zat-zat mineral yang ada di dalam tanah atau batu-batuan untuk
dipindahkan ke tempat lain yang berjauhan dari tempa asalnya, namun dapat kea
rah bawah ke tempat yang sama (merusak kedalam tanah atau percolasi)
4.
Air dapat
membentuk aliran yang sangat deras dan dapa menghanyutkan apa saja yang
dilaluinya (banjir bandang)
Air berkondisi merusak
apa bila berada dalam kondisi dan jumlah yang melebihi batas normal. Misalnya
saja kondisi hujan lebat (intensitas tinggi), air dengan energy kinetic tinggi
dapat memecahkan partikel tanah yang tidak tertutup dengan vegetasi yang dapat
mengakibatkan erosi dan tanah longsor, dan air laut yang dipicu oleh tekanan
udara tinggi dan angin kencang berubah menjadi badai dan gelombang pasang.
Menurut
penelitian Wolman (1962) jumlah air yang ada di bumi sekitar 1,3-1,4 milyar km2
dengan 97% adalah air laut dan 3% adalah air tawar . sehingga air yang dapat
digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari sangat terbatas
jumlahnya.[25]
Pada
tahun 2005, dunia dikejutkan oleh hasil penemuan spektakuler tentang air. Prof.
Dr. Masaru Emoto pakar kedokteran alternatif dari unuversitas Yokohama, jepang
mempelajari perilaku air selama lebih dari satu dasawarsa. Ia melakukan
percobaan dengan mengambil contoh air murni dari sumber mata air pulau Honshu,
kemudian di doakan secara agama Shinto. Setelah didinginkan selama -50C.
Difoto dengan mikroskop electron dengan kamera berkecepatan tinggi sehingga
hasilnya berbentuk kristal segi enam yang indah. Kemudian dia melakukan
percobaan dengan membuat tulisan setan dengan menggunakan huruf jepang tetapi
molekul air yang terbentuk sangat jelek.[26]
D.
KORELASI
TENTANG AIR ANTARA AL-QUR’AN, HADITS, ILMUWAN MUSLIM (ULAMA’) DAN SAINS
Semua mengatakan
bahwa air merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk semua
makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air tidak boleh dimonopoli oleh
perorangan atau kelompok. Selain itu mengingat bahwa air salah satu kebutuhan
vital bagi semua mkhluk hidup, maka air sangatlah perlu untuk dijaga
kelestariannya apabila pada saat ini telah banyak terjadi pencemaran.
[1]
Ialah sebanyak suku Bani Israil sebagaimana
tersebut dalam surat Al A'raaf ayat 160
[2] Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabrani. Tafsir
Ath-Tabrani. Jilid 2.Jakarta: Pustaka Azzam
[4] Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat
juga larangan untuk bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.
[7] Artinya:
menyentuh. menurut jumhur Ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin Ialah:
menyetubuhi.
[8] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari. 2004. Tafsir Al-Qur’an (jilid 2). Al Madinah Al
Munawaroh. Hal: 603-604
[9] Op.cit.hal: 728-729
[10]
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari. 2004. Tafsir
Al-Qur’an (jilid 3). Al Madinah Al Munawaroh. Hal: 72
[11] Salah satu
nikmat Tuhan kepada mereka Ialah: mereka selalu dinaungi awan di waktu mereka
berjalan di panas terik padang pasir. manna Ialah: makanan manis sebagai madu.
Salwa Ialah: burung sebangsa puyuh.
[12] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit. Hal: 78-79
[14] Menurut aturan itu mereka tidak boleh bekerja pada hari
Sabtu, karena hari Sabtu itu dikhususkan hanya untuk beribadat.
[15] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit. Hal: 187
[16] Maksudnya: mereka bersedih hati karena tidak mempunyai harta
yang akan dibelanjakan dan kendaraan untuk membawa mereka pergi berperang.
[17]Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit.hal:442-443
[18]
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit.hal:501-502
[19] Maksudnya: bumi yang indah dengan gunung-gunung dan
lembah-lembahnya telah menghijau dengan tanam-tanamannya.
[21]
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit.hal:533-534
[22] Fidi Mahendra, 2008. The
Secret of Water (mukjizat air dalam Al-Qur’an), Yogyakarta, Multi Media. Hal 8
[23] www. Wikipedia Indonesia (tentang air). com
[24] Fidi Mahendra, Op.cit. Hal 9-10
[25] Fidi Mahendra, Op.cit. Hal 15-17
[26]
Herdiansyah, Heri. Hal: 94
Tidak ada komentar:
Posting Komentar