Senin, 23 April 2012

✿ AIR DALAM AL-QUR’AN


A.      Air Menurut Al-Qur’an
   1.      Al Baqarah ayat 60, 164 dan 249
a.       Al Baqarah ayat 60
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)[1]. Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.

Ingatlah ketika nabi Musa memohon air untuk kaumnya, lalu kami berfirman: pukullah batu itu dengan tongkatmu (lalu ia memukulnya) maka memancarkan dari padanya duabelas (12) mata air. Allah memerintahkan mereka agar memakan dan meminum dari mata air yang jernih yang dipancarkan Allah dari sebuah batu yang tidak kokoh dalam bumi sebagai bukti kebesaran Allah.[2]
b.      Al Baqarah ayat 164
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Hujan yang diturunkan Allah, dari langit dimana dengannya Allah menyuburkan bumi dan menumbuhkan tanaman-tanamannya yang sebelumnya ia mati dan tidak menumbuhkan tanaman.[3]

c.       Al Baqarah ayat 249
Artinya: Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. dan Barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, Maka Dia adalah pengikutku." kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama Dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan Kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”

   2.      An Nisaa’ ayat 43
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub[4], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.

Mengandung beberapa ketentuan mengenai mandi besar yaitu sebab-sebabnya dan apabila tidak terdapat air maka yang bias dilakukan apa?[5]

3.      Al Maa’idah ayat 6 dan 83
a.       Al Maa’idah ayat 6
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit[6] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[7] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Allah menyeru orang-orang yang beriman kepada-Nya, kepada rasulnya, janji dan ancaman-Nya dengan memerintahkan mereka untuk bersuci (thaharah) apabila mereka ingin melakukan sholat yaitu munajat seorang hamba kepada Rabbnya.[8]

b.      Al Maa’idah ayat 83
Artinya: dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu Lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari Kitab-Kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman, Maka catatlah Kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).

Orang beriman dari kaum Nasrani dengan dibacakannya Al-Qur’an dan mendengarkannya seperti Asshamah an-Najanji dan banyak kelompok lainnya. Setelah itu, mereka merasa terkesan kemudian mereka menangis karena telah mengetahui kebenaran dan memohon kepada Allah agar Dia menuliskan bersama-sama orang-orang yang  shahid agar bersama mereka di syurga. Asy-Syaahidun adalah mereka yang bersaksi tentang keesaan Allah, kenabian Nabi-Nya lalu menaati Allah dan Rasulnya.[9]
 
   4.      Al  A’raaf ayat 50, 160 dan 163
a.          Al A’raaf ayat 50
Artinya: dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga: " Limpahkanlah kepada Kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu". mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir,

Penghuni neraka menyeru seperti itu karena merasakan sangat haus dan lapar. Tetapi Allah telah mengaramkan keduanya.[10]

b.         Al A’raaf ayat 160
Artinya: dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu!". Maka memancarlah dari padanya duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa[11]. (kami berfirman): "Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezkikan kepadamu". mereka tidak Menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu Menganiaya dirinya sendiri.

Kata yang bergaris bawah maksudnya mereka meminta air dari-Nya karena haus.  Hal itu disebabkan sedikitnya air yang terdapat di gurun Sinai.[12]

c.          Al A’raaf ayat 163
Artinya:  dan Tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri[13] yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu[14], di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka Berlaku fasik.

Allah menguji bani Israel karena kefasiran mereka, tidak taat kepada Rabb dan kepada para Rasulnya.[15]

5.      At Taubah ayat 92
Artinya: dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan.[16]
Bercucuran air mata dan sedih karena tidak dapat keluar ikut peperangan. Tidak ikut berperang disebabkan oleh:
a.       Adanya uzur yang Syar’i
b.      Mereka adalah orang yang taat kepada Allah dan Rasulnya
c.       Hati dan jiwa mereka selalu bersama Allah dan Rasulnya.[17]
   6.      Yunus ayat 4 dan 24
a.       Yunus ayat 4
Artinya: hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.

Air yang sangat panas dan siksaan yang sangat menyakitkan merupakan balasan orang-orang kafir yang tidak percaya akan datangnya hari kiamat.[18]

b.      Yunus ayat 24
Artinya: Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya[19], dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya[20], tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.

Perumpamaan duniawi pada keindahannya yang menipu dan keelokannya yang semu sebagaimana air yang turun dari langit dan kemudian bercampur dengan tumbuhan-tumbuhan bumi. Kemudian menyirami tanaman itu sehingga bersih dan suci.[21]
A.            Air Menurut Hadits
“Tiga hal yang menjadi hak milik publik yaitu: air, tempat berlindung dan api” (HR. Ibnu Majah). Dengan demikian sumberdaya air haruslah menjangkau seluruh umat manusia tanpa pandang bulu dan domisili. Keadilan merupakan pemerataan pelayanan merupakan kunci yang harus diperhatikan ororitas manapun dalam pengelolaan sumber daya air.
“Jauhilah tiga macam perbuatan yang dilaknat: buang air di sumber mata air, di tengah jalan dan dibawah pohon yang teduh”(HR. Abu Dawud, Ibnu Majjah, Al-Hakim dan Baihaqi)
“Janganlah salah seorang kalian di air tergenang dan janganlah kalian mandi disitu”(HR. Abu Dawud)

B.     Air Menurut Ilmuwan Muslim (Ulama’)
Air adalah makhluk Allah seperti halnya manusia. Setiap makhluk mempunyai ciri, sifat dan potensi masing-masing. Secara bahasa kata makhluk diambil dari kata kerja khalaqa yang artinya mencipta atau membuat. Kata makhluk merupakan kata benda penderita (isim maf’ul) yang mengadung arti  sesuatu yang dibuat atau diciptakan. Sehingga terlihat jelas perbedaan khalaqa (pencipta) dengan makhluk (yang diciptakan). [22]
Ibnu Sina percaya bahwa setiap tubuh manusia terdiri dari empat unsur adalah tanah, air, api dan udara yang memberikan sifat lembab, sejuk, panas dan kering serta senantiasa bergantung pada unsure lain yang terdapat dalam alam ini.
C.    Air Menurut Sains
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.[23]
Air merupakan salah satu dari ciptaan Allah. Ciri-ciri umum air dalam keadaan murni adalah antara lain:
1.      Wujudnya cair
2.      Tidak berwarna dan tidak berasa
3.      Memiliki titik didih 1000C atau 373,150K atau 2120F
4.      Memiliki titik beku 00C atau 273,150K atau 320F
5.      Bisa melarutkan dan melapukkan benda-benda
6.      Tidak memiliki bentuk tetap, dinamis dan fleksibel sesuai tempat ia berada
7.      Memiliki rumus kimia H2O
8.      Memiliki massa molar 18,0153 g/mol
9.      Memiliki nama lain: aqua, hidrogen hidroksida dan dinitrogen monoksida[24]
Menurut Rismunandar (1984) mengungkan bahwa beberapa sifat air yang merusak antara lain:
1.      Air dapat menghancurkan benda-benda keras, misalnya: batu-batuan
2.      Air dapat membawa benda-benda yang lapuk menjadi butiran kasar dan halus ke tempat yang lebih rendah dari asal semula
3.      Air dapat melarutkan zat-zat mineral yang ada di dalam tanah atau batu-batuan untuk dipindahkan ke tempat lain yang berjauhan dari tempa asalnya, namun dapat kea rah bawah ke tempat yang sama (merusak kedalam tanah atau percolasi)
4.      Air dapat membentuk aliran yang sangat deras dan dapa menghanyutkan apa saja yang dilaluinya (banjir bandang)
Air berkondisi merusak apa bila berada dalam kondisi dan jumlah yang melebihi batas normal. Misalnya saja kondisi hujan lebat (intensitas tinggi), air dengan energy kinetic tinggi dapat memecahkan partikel tanah yang tidak tertutup dengan vegetasi yang dapat mengakibatkan erosi dan tanah longsor, dan air laut yang dipicu oleh tekanan udara tinggi dan angin kencang berubah menjadi badai dan gelombang pasang.
Menurut penelitian Wolman (1962) jumlah air yang ada di bumi sekitar 1,3-1,4 milyar km2 dengan 97% adalah air laut dan 3% adalah air tawar . sehingga air yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari sangat terbatas jumlahnya.[25]
Pada tahun 2005, dunia dikejutkan oleh hasil penemuan spektakuler tentang air. Prof. Dr. Masaru Emoto pakar kedokteran alternatif dari unuversitas Yokohama, jepang mempelajari perilaku air selama lebih dari satu dasawarsa. Ia melakukan percobaan dengan mengambil contoh air murni dari sumber mata air pulau Honshu, kemudian di doakan secara agama Shinto. Setelah didinginkan selama -50C. Difoto dengan mikroskop electron dengan kamera berkecepatan tinggi sehingga hasilnya berbentuk kristal segi enam yang indah. Kemudian dia melakukan percobaan dengan membuat tulisan setan dengan menggunakan huruf jepang tetapi molekul air yang terbentuk sangat jelek.[26]
D.      KORELASI TENTANG AIR ANTARA AL-QUR’AN, HADITS, ILMUWAN MUSLIM (ULAMA’) DAN SAINS
Semua mengatakan bahwa air merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air tidak boleh dimonopoli oleh perorangan atau kelompok. Selain itu mengingat bahwa air salah satu kebutuhan vital bagi semua mkhluk hidup, maka air sangatlah perlu untuk dijaga kelestariannya apabila pada saat ini telah banyak terjadi pencemaran.


[1] Ialah sebanyak suku Bani Israil sebagaimana tersebut dalam surat Al A'raaf ayat 160
[2] Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabrani. Tafsir Ath-Tabrani. Jilid 2.Jakarta: Pustaka Azzam
[3] Op.cit. Hal:716
[4] Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan untuk bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.
[5] Op.cit.hal: 834
[6] Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air.
[7] Artinya: menyentuh. menurut jumhur Ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin Ialah: menyetubuhi.
[8] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari. 2004. Tafsir Al-Qur’an (jilid 2). Al Madinah Al Munawaroh. Hal: 603-604
[9] Op.cit.hal: 728-729
[10] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari. 2004. Tafsir Al-Qur’an (jilid 3). Al Madinah Al Munawaroh. Hal: 72
[11] Salah satu nikmat Tuhan kepada mereka Ialah: mereka selalu dinaungi awan di waktu mereka berjalan di panas terik padang pasir. manna Ialah: makanan manis sebagai madu. Salwa Ialah: burung sebangsa puyuh.
[12] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit. Hal: 78-79
[13] Yaitu kota Eliah yang terletak di pantai laut merah antara kota Mad-yan dan bukit Thur.
[14] Menurut aturan itu mereka tidak boleh bekerja pada hari Sabtu, karena hari Sabtu itu dikhususkan hanya untuk beribadat.
[15] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit. Hal: 187
[16] Maksudnya: mereka bersedih hati karena tidak mempunyai harta yang akan dibelanjakan dan kendaraan untuk membawa mereka pergi berperang.
[17]Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit.hal:442-443
[18] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit.hal:501-502
[19] Maksudnya: bumi yang indah dengan gunung-gunung dan lembah-lembahnya telah menghijau dengan tanam-tanamannya.
[20] Maksudnya: dapat memetik hasilnya.
[21] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit.hal:533-534
[22] Fidi Mahendra, 2008. The Secret of Water (mukjizat air dalam Al-Qur’an), Yogyakarta, Multi Media. Hal 8
[23] www. Wikipedia Indonesia (tentang air). com
[24] Fidi Mahendra, Op.cit. Hal 9-10
[25] Fidi Mahendra, Op.cit. Hal 15-17
[26] Herdiansyah, Heri. Hal: 94

Tidak ada komentar: