Selasa, 19 Juni 2012

        Setiap orang pasti memiliki bayangan mengenai pesta pernikahannya atau disebut juga Wedding Planning. Sayangnya terkadang apa yang kita idamkan tak dapat terwujud dan umumnya itu disebabkan oleh dana yang terbatas atau persiapan yang kurang matang. Lalu bagaimana ya caranya merencanakan wedding planning pesta pernikahan indah? Yuk intip tips berikut..

11 - 12 Bulan Sebelumnya
----------------------------------
*   Tentukan tujuan bulan madu anda dan mulailah mencari tour yang akan anda pakai.
*   Cari informasi bagaimana mendaftarkan pernikahan anda di Catatan Sipil atau KUA.
*   Cari informasi bila anda ingin menikah di Gereja atau tempat ibadah lainnya.
*   Tentukan tanggal pernikahan, cari beberapa alternatif jika tanggal yang diinginkan tidak tersedia
*   Cari informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pernikahan, seperti bridal, tempat    resepsi, jas pengantin, dan lain-lain. Informasi bisa didapat dari keluarga, teman atau kunjungi pameran-pameran pernikahan.
*   Tentukan besar budget
Susun budget berdasarkan anggaran, dari paling besar sampai paling kecil Dimulai dari tempat+catering, lalu gaun+foto, dst.
*   Buat daftar tempat tempat resepsi. Mulai pikirkan akan diadakan dimana pesta pernikahan anda nanti, apakah di hotel, restoran, atau ball room gedung gedung yang disewakan.
*   Lakukan test kesehatan pra nikah.
*  Buat daftar catering-catering. Kunjungi mereka, dan lakukan test food. Mulailah menyusun menu untuk pesta pernikahan anda nanti.

 

Senin, 23 April 2012

✿ AIR DALAM AL-QUR’AN


A.      Air Menurut Al-Qur’an
   1.      Al Baqarah ayat 60, 164 dan 249
a.       Al Baqarah ayat 60
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)[1]. Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.

Ingatlah ketika nabi Musa memohon air untuk kaumnya, lalu kami berfirman: pukullah batu itu dengan tongkatmu (lalu ia memukulnya) maka memancarkan dari padanya duabelas (12) mata air. Allah memerintahkan mereka agar memakan dan meminum dari mata air yang jernih yang dipancarkan Allah dari sebuah batu yang tidak kokoh dalam bumi sebagai bukti kebesaran Allah.[2]
b.      Al Baqarah ayat 164
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Hujan yang diturunkan Allah, dari langit dimana dengannya Allah menyuburkan bumi dan menumbuhkan tanaman-tanamannya yang sebelumnya ia mati dan tidak menumbuhkan tanaman.[3]

c.       Al Baqarah ayat 249
Artinya: Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. dan Barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, Maka Dia adalah pengikutku." kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama Dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan Kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”

   2.      An Nisaa’ ayat 43
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub[4], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.

Mengandung beberapa ketentuan mengenai mandi besar yaitu sebab-sebabnya dan apabila tidak terdapat air maka yang bias dilakukan apa?[5]

3.      Al Maa’idah ayat 6 dan 83
a.       Al Maa’idah ayat 6
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit[6] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[7] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Allah menyeru orang-orang yang beriman kepada-Nya, kepada rasulnya, janji dan ancaman-Nya dengan memerintahkan mereka untuk bersuci (thaharah) apabila mereka ingin melakukan sholat yaitu munajat seorang hamba kepada Rabbnya.[8]

b.      Al Maa’idah ayat 83
Artinya: dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu Lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari Kitab-Kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman, Maka catatlah Kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).

Orang beriman dari kaum Nasrani dengan dibacakannya Al-Qur’an dan mendengarkannya seperti Asshamah an-Najanji dan banyak kelompok lainnya. Setelah itu, mereka merasa terkesan kemudian mereka menangis karena telah mengetahui kebenaran dan memohon kepada Allah agar Dia menuliskan bersama-sama orang-orang yang  shahid agar bersama mereka di syurga. Asy-Syaahidun adalah mereka yang bersaksi tentang keesaan Allah, kenabian Nabi-Nya lalu menaati Allah dan Rasulnya.[9]
 
   4.      Al  A’raaf ayat 50, 160 dan 163
a.          Al A’raaf ayat 50
Artinya: dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga: " Limpahkanlah kepada Kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu". mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir,

Penghuni neraka menyeru seperti itu karena merasakan sangat haus dan lapar. Tetapi Allah telah mengaramkan keduanya.[10]

b.         Al A’raaf ayat 160
Artinya: dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu!". Maka memancarlah dari padanya duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa[11]. (kami berfirman): "Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezkikan kepadamu". mereka tidak Menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu Menganiaya dirinya sendiri.

Kata yang bergaris bawah maksudnya mereka meminta air dari-Nya karena haus.  Hal itu disebabkan sedikitnya air yang terdapat di gurun Sinai.[12]

c.          Al A’raaf ayat 163
Artinya:  dan Tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri[13] yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu[14], di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka Berlaku fasik.

Allah menguji bani Israel karena kefasiran mereka, tidak taat kepada Rabb dan kepada para Rasulnya.[15]

5.      At Taubah ayat 92
Artinya: dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan.[16]
Bercucuran air mata dan sedih karena tidak dapat keluar ikut peperangan. Tidak ikut berperang disebabkan oleh:
a.       Adanya uzur yang Syar’i
b.      Mereka adalah orang yang taat kepada Allah dan Rasulnya
c.       Hati dan jiwa mereka selalu bersama Allah dan Rasulnya.[17]
   6.      Yunus ayat 4 dan 24
a.       Yunus ayat 4
Artinya: hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.

Air yang sangat panas dan siksaan yang sangat menyakitkan merupakan balasan orang-orang kafir yang tidak percaya akan datangnya hari kiamat.[18]

b.      Yunus ayat 24
Artinya: Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya[19], dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya[20], tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.

Perumpamaan duniawi pada keindahannya yang menipu dan keelokannya yang semu sebagaimana air yang turun dari langit dan kemudian bercampur dengan tumbuhan-tumbuhan bumi. Kemudian menyirami tanaman itu sehingga bersih dan suci.[21]
A.            Air Menurut Hadits
“Tiga hal yang menjadi hak milik publik yaitu: air, tempat berlindung dan api” (HR. Ibnu Majah). Dengan demikian sumberdaya air haruslah menjangkau seluruh umat manusia tanpa pandang bulu dan domisili. Keadilan merupakan pemerataan pelayanan merupakan kunci yang harus diperhatikan ororitas manapun dalam pengelolaan sumber daya air.
“Jauhilah tiga macam perbuatan yang dilaknat: buang air di sumber mata air, di tengah jalan dan dibawah pohon yang teduh”(HR. Abu Dawud, Ibnu Majjah, Al-Hakim dan Baihaqi)
“Janganlah salah seorang kalian di air tergenang dan janganlah kalian mandi disitu”(HR. Abu Dawud)

B.     Air Menurut Ilmuwan Muslim (Ulama’)
Air adalah makhluk Allah seperti halnya manusia. Setiap makhluk mempunyai ciri, sifat dan potensi masing-masing. Secara bahasa kata makhluk diambil dari kata kerja khalaqa yang artinya mencipta atau membuat. Kata makhluk merupakan kata benda penderita (isim maf’ul) yang mengadung arti  sesuatu yang dibuat atau diciptakan. Sehingga terlihat jelas perbedaan khalaqa (pencipta) dengan makhluk (yang diciptakan). [22]
Ibnu Sina percaya bahwa setiap tubuh manusia terdiri dari empat unsur adalah tanah, air, api dan udara yang memberikan sifat lembab, sejuk, panas dan kering serta senantiasa bergantung pada unsure lain yang terdapat dalam alam ini.
C.    Air Menurut Sains
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.[23]
Air merupakan salah satu dari ciptaan Allah. Ciri-ciri umum air dalam keadaan murni adalah antara lain:
1.      Wujudnya cair
2.      Tidak berwarna dan tidak berasa
3.      Memiliki titik didih 1000C atau 373,150K atau 2120F
4.      Memiliki titik beku 00C atau 273,150K atau 320F
5.      Bisa melarutkan dan melapukkan benda-benda
6.      Tidak memiliki bentuk tetap, dinamis dan fleksibel sesuai tempat ia berada
7.      Memiliki rumus kimia H2O
8.      Memiliki massa molar 18,0153 g/mol
9.      Memiliki nama lain: aqua, hidrogen hidroksida dan dinitrogen monoksida[24]
Menurut Rismunandar (1984) mengungkan bahwa beberapa sifat air yang merusak antara lain:
1.      Air dapat menghancurkan benda-benda keras, misalnya: batu-batuan
2.      Air dapat membawa benda-benda yang lapuk menjadi butiran kasar dan halus ke tempat yang lebih rendah dari asal semula
3.      Air dapat melarutkan zat-zat mineral yang ada di dalam tanah atau batu-batuan untuk dipindahkan ke tempat lain yang berjauhan dari tempa asalnya, namun dapat kea rah bawah ke tempat yang sama (merusak kedalam tanah atau percolasi)
4.      Air dapat membentuk aliran yang sangat deras dan dapa menghanyutkan apa saja yang dilaluinya (banjir bandang)
Air berkondisi merusak apa bila berada dalam kondisi dan jumlah yang melebihi batas normal. Misalnya saja kondisi hujan lebat (intensitas tinggi), air dengan energy kinetic tinggi dapat memecahkan partikel tanah yang tidak tertutup dengan vegetasi yang dapat mengakibatkan erosi dan tanah longsor, dan air laut yang dipicu oleh tekanan udara tinggi dan angin kencang berubah menjadi badai dan gelombang pasang.
Menurut penelitian Wolman (1962) jumlah air yang ada di bumi sekitar 1,3-1,4 milyar km2 dengan 97% adalah air laut dan 3% adalah air tawar . sehingga air yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari sangat terbatas jumlahnya.[25]
Pada tahun 2005, dunia dikejutkan oleh hasil penemuan spektakuler tentang air. Prof. Dr. Masaru Emoto pakar kedokteran alternatif dari unuversitas Yokohama, jepang mempelajari perilaku air selama lebih dari satu dasawarsa. Ia melakukan percobaan dengan mengambil contoh air murni dari sumber mata air pulau Honshu, kemudian di doakan secara agama Shinto. Setelah didinginkan selama -50C. Difoto dengan mikroskop electron dengan kamera berkecepatan tinggi sehingga hasilnya berbentuk kristal segi enam yang indah. Kemudian dia melakukan percobaan dengan membuat tulisan setan dengan menggunakan huruf jepang tetapi molekul air yang terbentuk sangat jelek.[26]
D.      KORELASI TENTANG AIR ANTARA AL-QUR’AN, HADITS, ILMUWAN MUSLIM (ULAMA’) DAN SAINS
Semua mengatakan bahwa air merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air tidak boleh dimonopoli oleh perorangan atau kelompok. Selain itu mengingat bahwa air salah satu kebutuhan vital bagi semua mkhluk hidup, maka air sangatlah perlu untuk dijaga kelestariannya apabila pada saat ini telah banyak terjadi pencemaran.


[1] Ialah sebanyak suku Bani Israil sebagaimana tersebut dalam surat Al A'raaf ayat 160
[2] Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabrani. Tafsir Ath-Tabrani. Jilid 2.Jakarta: Pustaka Azzam
[3] Op.cit. Hal:716
[4] Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan untuk bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.
[5] Op.cit.hal: 834
[6] Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air.
[7] Artinya: menyentuh. menurut jumhur Ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin Ialah: menyetubuhi.
[8] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari. 2004. Tafsir Al-Qur’an (jilid 2). Al Madinah Al Munawaroh. Hal: 603-604
[9] Op.cit.hal: 728-729
[10] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari. 2004. Tafsir Al-Qur’an (jilid 3). Al Madinah Al Munawaroh. Hal: 72
[11] Salah satu nikmat Tuhan kepada mereka Ialah: mereka selalu dinaungi awan di waktu mereka berjalan di panas terik padang pasir. manna Ialah: makanan manis sebagai madu. Salwa Ialah: burung sebangsa puyuh.
[12] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit. Hal: 78-79
[13] Yaitu kota Eliah yang terletak di pantai laut merah antara kota Mad-yan dan bukit Thur.
[14] Menurut aturan itu mereka tidak boleh bekerja pada hari Sabtu, karena hari Sabtu itu dikhususkan hanya untuk beribadat.
[15] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit. Hal: 187
[16] Maksudnya: mereka bersedih hati karena tidak mempunyai harta yang akan dibelanjakan dan kendaraan untuk membawa mereka pergi berperang.
[17]Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit.hal:442-443
[18] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit.hal:501-502
[19] Maksudnya: bumi yang indah dengan gunung-gunung dan lembah-lembahnya telah menghijau dengan tanam-tanamannya.
[20] Maksudnya: dapat memetik hasilnya.
[21] Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaizari.Op.cit.hal:533-534
[22] Fidi Mahendra, 2008. The Secret of Water (mukjizat air dalam Al-Qur’an), Yogyakarta, Multi Media. Hal 8
[23] www. Wikipedia Indonesia (tentang air). com
[24] Fidi Mahendra, Op.cit. Hal 9-10
[25] Fidi Mahendra, Op.cit. Hal 15-17
[26] Herdiansyah, Heri. Hal: 94

✿ UDARA (ANGIN) DALAM AL-QUR’AN


A.Pengertian Angin
            Angin dalam konsep ilmu fisika dapat diartikan aliran udara, ia terbentuk di antara dua zona atau tempat yang memiliki suhu yang berbeda. Perbedaan suhu di atmosfer menyebabkan perbedaan tekanan udara, dan mengakibatkan udara terus-menerus mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.(Mulyono,2006:61-62).
Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah kesuhu udara yang tinggi.
            Angin adalah udara yang bergerak, karena bergerak itulah biasanya angin akan terasa lebih dingin daripada permukaan udara disekitarnya. Segar berarti kita merasakan udara yang lebih dingin pada permukaan kulit. Itulah merupakan peran angin. Jika kita merasakan segarnya angin, maka otak kita merasa fresh dan bisa berfikir jernih, itulah andil dari oksigen. Oksigen pasti ada di setiap udara yang kita hirup dan rasakan. Karena tanpa oksigen kita tidak akan bisa bernafas. Rasa segar yang ditimbulkan oleh oksigen terhadap otak kita tergantung dari konsentrasi oksigen yag masuk ke dalam otak kita. Contohnya udara pagi atau udara pegunungan akan lebih menyegarkan otak kita dari pada udara siang hari atau udara di daerah perkotaan. Hal ini terjadi karena otak kita mendapat supply oksigen yang cukup, sehingga dapat bekerja dengan baik. Jika otak kita dapat bekerja maksimal, maka otak dapat merespon dan mengirimkan respon yang baik pula terhadap jaringan tubuh yang lain. Sebab itulah jika oksigen yang kita hirup mencukupii untuk supply oksigen ke otak kita, tubuh kita akan merasa lebih segar. Dan sebaliknya, jika supply oksigen kurang, tubuh kita akan cepat lelah, dan kita akan merasa penat.
            Faktor-faktor yang mepengaruhi terjadinya angin. Antara lain: gradient barometris (Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradient barometrisnya angin semakin cepat), letak tempat (kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari lainnya), waktu (di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari), dan tinggi tempat (semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup).
B. Ayat-ayat Al-Qur’an dan penafsiran menurut ulama tentang udara (angin)
1. Manfaat (udara) Angin
a.  Mengawinkan Tumbuhan
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”(Al-Hijr:22).
            Angin dapat membantu mengawinkan tumbuhan dengan cara penyerbukan. Misalnya pada tumbuhan bunga sepatu, bila ada angin maka benang sari akan terbang dan ada juga yang jatuh di kepala putik dan setelah itu terjadilah pembuahan dan terbentuklah bakal biji yang kemudian akan menjadi individu atau tumbuhan baru (Abdushshamad,2003:102).
  1. Menggerakkan Awan Sehingga Menjadi Hujan
Angin adalah salah satu penyebab dari hujan karena anginlah yang membawa awan kemudian awan-awan tersebut berkumpul dan terjadilah hujan.
Dalam beberapa ayat Al Qur’an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya, yaitu :
a.       Al-Hijr:22
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”(Al-Hijr:22).
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan.
b.      Al-A’raaf 7 : 57
“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran”.
Tafsir : Artinya merupakan kabar gembira karena hujan akan turun dan mendatangkan kebaikan bagi manusia.
“Hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung.”
Artinya ketika angin itu membawa awan yang bergumpal-gumpal mengandung air.
“Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daearah itu, Kami keluarkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan.”
                Artinya, Kami giring awan itu untuk menghidupkan tanah yang tandus, yang tidak ada tanaman ada tanaman dan pepohonannya, lalu Kami turunkan hujan di tempat itu, sehingga berbagai macam buah-buahan tumbuh di sana.
“Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kalian mengambil pelajaran.”
            Artinya, sebagaimana Kami telah menghidupkan tanah yang mati dan tandus dengan air hujan, maka begitu pula Kami menghidupkan kembali orang yang sudah mati dari kuburnya. Kami keluarkan mereka menjadi hidup kembali sebagaimana tanaman yang tumbuh kembali. Hal ini dimaksudkan agar kalian mengingat kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya. Lalu kalian mengesakan dan bersyukur kepada-Nya tas segala nikmat dan karunia-Nya.
            Di dalam Al-Qur’an banyak disebutkan perumpamaan tentang dihidupkannya orang mati,  dengan bumi yang kering dan gersang, yang menjadi subur dan hidup setelah terkena air hujan, sebagaimana firman-Nya.
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau Lihat bumi kering dan gersang, Maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Fushshilat: 39).
“ Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Ar-Rum: 50).
Kemudian rentenan ayat-ayat ini diakhiri dengan satu permisalan yang sangat apik tentang orang Mukmin dan kafir, yang keduanya dimisalkan dengan tanah yang subur, yang menumbuhkan tanaman yang rindang lagi menghijau, dan tanah tandus yang tidak memberi manfaat apa pun.
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”(Al-A’raf:58)
Dengan kata lain, tanah yang baik dan subur akan ditumbuhi tanaman yang baik dan subur. Banyak manfaatnya dan juga ditanamami buah-buahan dengan seizin Allah SWT dan kemudahan yang diberikan-Nya. Sementara suatu daerah yang tanamannya buruk dan tandus, yang dipenuhi bebatuan yang licin, tidak akan menumbuhkan tanaman yang kecuali hanya sedikit dan tak ada artinya apa-apa serta sulit digarap. Karena itu merupakan tanh yang memang tidak layak ditanami.
Yang demikian itu merupakan perumpamaan bagi orang Mukmin dan Kafir. Orang Mukmin seperti tanah yang subur, sedangkan orang kafir seperti tanah ynag tandus dan gersang. Yang keras tanahnya, tidak layak ditanami yang hanya sesuai dijadikan tempat persembunyian jenis serangga. Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, “ Ini merupakan perumpamaan yang dibuat Allah bagi orang Mukmin dan kafir. Orang Mukmin adalah sosok yang bagus dan amalnya bagus. Seperti tanah yang bagus dan buah-buahannya pun bagus pula. Adapun orang kafir merupakan sosok yang buruk dan amalnya buruk pula, seperti tanah yang tandus, tidak memberi manfaat apa pun”  (Ash-Shabuny,2000:38-40).
c.       Al-Furqaan 25 : 48
“Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang Amat bersih,”
Tafsir : Maksudnya yaitu Allahlah yang mengirimkan angin yang mengambangkan awan untuk memberi tanda bahwa awan tersebut siap menjadi hujan. Menurut riwayat Ibn amir, hamzah, dan al-kisa-i, pernyataan busyran dalam ayat ini dibaca nusyran, yang bermakna: angin-angin yang mengambangkan awan. Apabila kita baca busyran, menurut qiraah (bacaan) versi Ashim, maka maknanya angin yang membawa kabar gembira sebagai tanda akan datangnya hujan (Ash-Shiddieqy,2000:2896).  
d.      An Naml 27 : 63
“Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya[1]? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)”.
Tafsir : Maksudnya adalah apakah menyembah Allah SWT, Tuhan yang telah memberi petunjuk kepadamu dalam kegelapan darat dan laut. Tuhan yang memberikan akal pikiran, ilmu dan makrifat, sehingga kamu dapat menghadapkan perjalananmu dengan berpegang kepada ukuran-ukuran yang sudah tetap dan pada masa dahulu menunjuki kamu dengan perantaraan bintang, bukit-bukit dan tanda lain, serta mengirim angin yang menjadi tanda akan datangnya hujan dan kebajikan lain, angin buritan yang membuat perahumu berlayar cepat, serta angin yang menyebabkan terjadi persarian (perkawinan) di antara tumbuhan itu lebih ataukah menyembah dewa-dewamu dan patungmu yang lebih baik (Ash-Shiddieqy,2000:3022). 
e.       Ar Ruum 30 : 46
“Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira[2]dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya[3] dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahn kamu bersyukur”.
Tafsir : Di antara dalil yang terdapat pada alam, yang menunujukkan bahwa Allahlah yang menciptakan alam, bersifat kuasa, mengetahui segala sesuatu dan berkehendak, memiliki segala hal, memberikan hidup dan mematikan adalah angin yang mengembirakan kita dengan turunnya hujan, mengawinkan bunga (penyerbukan) pepohonan hingga terjadilah buah, dan menggerakkan perahu yang tengah berlayar. Selain itu, juga menunjukkan kepada kita tentang sebagai rahmat-Nya dan iradat-Nya. Supaya kita dapat mencari sebagian keutamaan Allah (Ash-Shiddieqy,2000:3188).
c. Prasana Transportasi
“Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan Kami dari bahaya ini, pastilah Kami akan Termasuk orang-orang yang bersyukur".(QS.Yunus : 22).
Sudah sejak lama manusia memanfaatkan angin untuk membantu proses transportasi. Manusia mengenal perahu layar sebagai alat transportasi air yang mengandalkan aliran angin sebagai penggerak perahu yang tak bermesin itu. Selain itu pada penerbangan, arah angin sangat menentukan keselamatan penerbangan. Maka dari itu di setiap bandara selalu ada alat penentu arah dan kecepatan angin.
2. Angin Kencang
Selain bermanfaat bagi masyarakat, angin juga dapat menimbulkan masalah. Angin yang sering menimbulkan kerusakan seperti angin topan, angin puting beliung dan lain-lain, angin tersebut adalah angin kencang yang datang tiba-tiba dan membuat kerusakan. Di dalam beberapa ayat Al-Qur’an disebutkan antara lain :
  1. Ibrahim 14 : 18
“Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti Abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh”.
  1. Al-Israa’ 17 : 69
“Atau Apakah kamu merasa aman dari dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia meniupkan atas kamu angin taupan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu. dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun dalam hal ini terhadap (siksaan) kami”.
  1. Al Anbiyaa’ 21 : 81
“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. dan adalah Kami Maha mengetahui segala sesuatu”.
Tafsir : Kami tundukkan bagi Sulaiman angin yang kadang-kadanng bertiup lembut dengan sangat kencang dan kadang-kadang bertiup lembut.Pada masing-masing keadaan itu, angin berjalan dengan perintahnya ke negeri suci mana pun yang dia kehendaki. Maka, dia dan para sahabatnya keluar pada waktu pagi kea rah mana pun yang mereka kehendaki, kemudian kembali kerumahnya di Syam pada hari itu juga (Al-Maraghiy,1989:95).
  1.  Al-Hajj 22 : 31
“Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”.
Tafsir : Barang siapa menyekutukan Allah dengan selain-Nya, berarti dia telah membinasakan dirinya sendiri sebinasa-binasanya. Perumpamaannya seperti keadaan orang yang jatuh dari langit lalu disambar burung, kemudian burung itu memotng-motong anggota tubuhnya; atau seperti orang yang diterbangkan oleh angin lalu dijatuhkan di tempat yang jauh dan tidak bisa kembali dari padanya (Al-Maraghiy,1989:181).
C. Angin ditinjau menurut Sains modern
            Para ilmuan memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang angin dalam kehidupan alam semesta. Dan pendapat tersebut antara lain:
  1. Pendapat J.Yannev Ewusie
J. Yannev Ewusie menyatakan beberapa peran dan manfaat angin khususnya dalam ekologi tropika[1]. Menurut J. Yannev Ewusie komunitas tropika yang berpengaruh terhadap struktur dan species komunitas tropika itu sendiri. Misalnya angin kering yang berada dibeberapa bagian daerah tropika dan salah satunya yaitu wilayah afrika barat.
J. Yannev Ewusie juga berpendapat bahwa kekayaan akan species pada beberapa bagian habitat mungkin disebabkan arah tiupan angin atau arah arus air.
  1. Ir. Usman dan Ir.Warkoyo
Ir. Usman dan Ir.Warkoyo menyatakan bahwa angin merupakan gerak massa udara relative terhadap permukaan bumi pada arah horizontal dari daerah bertekanan udara tinggi kedaerah bertekanan udara rendah[2]. Menurut Sanjaya (1970) dalam kondisi tertentu angin tidak memberikan akibat langsung pada pertumbuhan dan perkembangan serangga. Baru pada kondisi angin yang kencang dapat berpengaruh pada proses penguapan dan keadaan kelembaban udara secara tidak langsung memberi akibat keseimbangan suhu tubuh maupun kadar air tubuh serangga. Pengaruh angin yang paling penting adalah mempengaruhi pemencaran dan aktivitas serangga, terutama serangga yang bertubuh kecil seperti kutu daun.
  1. Pendapat Drs. Sumarito,Dipl.Ed dan Dra. Yundaru Nurantini
Dua ilmuan ini berpendapat bahwa angin merupakan salah satu factor perantara dalam reproduksi generatif pada tumbuhan[3]. Proses reproduksi generatif pada tumbuhan dengan angin sebagai perantaranya disebut sebagai persarian Anemogami. Disamping itu juga angin mempengaruhi proses transpirasi pada tumbuhan, proses ini dapat melalui kutikula daun, sub stomata, dan inti sel pada batang[4].
  1. Deskripsi Aritoteles tentang awan dan hujan yang dipengaruhi oleh angin
Aritoteles dengan buku ketiganya yang berjudul Meteorological Obsevation telah mendeskripsikan lapisan udara bahwa ia adalah kawasan bersama api, udara dan matahari adalah factor pokok dan pertama bagi terjadinya awan, karena proses penguapan (Veperization) dan pengembunan (kondensasi)merupakan akibat dari dekat atau jauhnya matahari dari bumi, inilah yang menyebabkan terjadinya awan. Lebih lanjut Aritoteles menerangkan proses turunnya hujan. Hujan disebabkan perginya udara panas dari udara yang naik ketempat yang lebih tinggi, maka menjadi dinginlah uap air. Karena panasnya sudah pergi dan panasnya menjadi dingin maka meneballah uap air kemudian menjadi air yang jatuh diatas permukaan bumi, dan proses tersebut berputar mengikuti perjalanan matahari, ketika matahari berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (dari utara ke selatan menurut garis edarnya), maka kadar basah (wetness) udara bertambah atau berkurang dan titik air tersebut besar, maka dinamakan hujan[5].
*      Pembentukan hujan dan angin
Penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran "mengawinkan" dari angin dalam pembentukan hujan. Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. . Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.
Sebagaimana terlihat, angin “mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan. Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi.
*      Angin kencang
Seperti angin puting beliung yaitu angin kencang yang datang secara tiba – tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan punah dalam waktu singkat (3 – 5 menit). Kecepatan angin rata – ratanya berkisar antara 30 – 40 knots. Angin ini berasal dari awan Cumulonimbus (Cb) yaitu awan yang bergumpal berwarna abu – abu gelap dan menjulang tinggi. Namun, tidak semua awan Cumulonimbus menimbulkan puting beliung.
Angin Topan adalah angin yang berputar dengan skala yang lebih lama sekitar 3 – 7 hari, selalu terjadi di laut dengan daya rusak mencapai ribuan km.


[1]J. Yannev Ewusie, Ekologi Tropika,(Bandung: ITB,1990),hal 92
[2] Ir. Usman dan Ir.Warkoyo, Iklim Mikro Tanaman, (Malang: IKIP Malang,1993) hal 43
[3] Sumarito dan Yundara Nurantini, Panduan SMA Kls 3, (Primagama,2005)
[4] Ibid. hal 93
[5] Ahmad As Shouwy dkk. Mukjizat al-Qur’an dan As-sunnah tentang IPTEK. (Jakarta: Gema Insani Press,1997)hal 175


[1]Yang dimaksud dengan rahmat Tuhan di sini ialah air hujan yang menyebabkan suburnya tumbuh-tumbuhan.
[2]Pembawa berita gembira Maksudnya: awan yang tebal yang ditiup angin lalu menurunkan hujan. karenanya dapat dirasakan rahmat Allah dengan tumbuhnya biji-biji yang telah disemaikan dan menghijaunya tanaman-tanaman serta berbuahnya tumbutumbuhan dan sebagainya.
[3]Yaitu: dengan seizin Allah dan dengan sekehendak-Nya.